Skripsi dan Teori Akuntansi, Manajemen Keuangan

Google

Thursday, February 28, 2008

Jenis-jenis saham

Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham yaitu :
1) Ditinjau dari segi manfaatnya saham dapat digolongkan menjadi 2 yaitu saham preferen dan saham biasa (Jogiyanto, 2000:67)
a) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayar bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Saham preferen mempunyai beberapa hak yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi serta memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.
b) Saham Biasa (common stock)
Saham biasa adalah saham yang diterbitkan suatu perusahaan yang hanya terdiri dari satu macam saham saja. Pemegang saham biasa memiliki hak kontrol, hak menerima pembagian keuntungan, hak prepentif dan hak klaim sisa. Dalam pembagian dividen saham biasa menempatkan pemiliknya paling junior dibandingkan dengan saham preferen. Demikian pula terhadap hak harta kekayaan perusahaan setelah dilikuidasi.
2) Ditinjau dari peralihanya saham dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Saham atas unjuk (bearer stock) yaitu saham yang diterbitkan tanpa disertai pencantuman nama pemegangnya, sehingga pemiliknya sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya pada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Barang siapa yang memegang sertifikat atas unjuk dianggap sebagai pemilik dan berhak atas pembagian dividen serta berhak untuk hadir mengeluarkan suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
b) Saham atas nama (registered stock) adalah saham yang diterbitkan disertai pencantuman nama pemegangnya, cara peralihannya melalui prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Pada saat ini yang umum diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama.
3) Ditinjau dari kinerja perdagangannya dibagi menjadi :
a) Blue Chip Stock, saham dapat diklasifikasikan sebagai blue chip stock bila perusahaan penerbitnya memiliki reputasi baik. Juga dalam sejarah yang paling emiten mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten dalam membayar dividen tunai.
b) Income Stock yaitu saham yang memiliki kemampuan untuk membagi dividennya lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya. Emiten yang mampu melakukan hal ini adalah yang mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dengan teratur memberikan pendapatan tunai.
c) Growth stock (well known), jika emiten merupakan pimpinan di dalam industrinya dan selama beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata emiten saham ini biasanya mempunyai reputasi tinggi dan gaya publisitas yang tampak glamour dalam memperbaiki peningkatan atau penurunan harga sahamnya.
d) Growth stock (lesser-known), yaitu saham yang umumnya pemiliknya tidak menjadi pemimpin dalam individunya. Namun selama ini tetap memiliki ciri-ciri seperti growth stock (well-known) yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir.
e) Speculative stock (saham spekulatif), yaitu saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, namun memiliki potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik dimasa yang datang.
f) Cylical stock (saham bersiklus) merupakan perkembangan saham yang mengikuti situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum selain ekonomi makro sedang mengalami ekspansi. Emiten saham ini akan mampu mendapatkan penghasilan yang tinggi pula demikian pula sebaliknya.
g) Defensive atau Counter Cyclical Stock (saham bertahan) merupakan jenis yang tidak mungkin terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga saham tetap mengisi sebab mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada kondisi resesi.
Dengan pengklasifikasian saham biasa seperti tersebut diatas maka dapat dilihat kelebihan dari investasi saham biasa ini satu kali kemampuannya dalam memberikan tingkat keuntungan (rate of return) yang tertinggi dalam arti tergantung pada perusahaan penerbitnya, meskipun pengklasifikasiannya atas beberapa kelompok saham tidak selalu tepat, namun setidaknya dapat membantu investor maupun pialang untuk membedakan maupun memiliki saham-saham yang di inginkan.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home


 
AddMe - Search Engine Optimization